1.Apa itu barcode/kode batang?
Kode batang atau Barcode (bahasa inggris) adalah suatu kumpulan data visual berupa batang, spasi dengan tebal, bentuk geometri yang bervariasi serta karakter yang dapat dibaca oleh mesin optical khusus.

Barcode/kode batang UPC-A
Barcode atau kode batang dapat berupa 1D dan 2D, barcode 1D berupa garis linear dan 1 dimensi, spasi, dan karakter terdapat berbagai macam tipe kode barang 1D seperti EAN-13, UPC-A, ISBN. Beberapa tahun kemudian dibuat variasi barcode 2D yang tidak menggunakan batang tetapi menggunakan titik, persegi panjang, segi enam, dan pola lainnya yang disebut kode matriks/kode 2D. Barcode 2D ini dapat dibaca oleh scanner optik khusus 2D yang dapat berupa berbagai macam bentuk fisik. Barcode 2D dapat dibaca dengan menggunakan kamera digital dengan perangkat lunak yang menjalan komputer mikro yang menganalisis dan mendeskontruksi, mendekode kode batang 2D.

Kode QR Dinastindo Pratama
Perangkat seluler modern yang terintegrasi dengan kamera dapat membaca barcode 2D melalui aplikasi software khusus, beberapa perangkat seluler bahkan telah mampu membaca barcode 1D melalui software khusus barcode 1D.
2.Sejarah awalnya pengunaan barcode/kode batang?
Sejarah awal dimulai dari Wallace Flint pada tahun 1932 yang membuat sistem pemeriksaan barang di perusahaan retail, setelah ditemukan sistem teknologi kode batang ini dikendalikan oleh perusahaan retail dan diikuti oleh industri lainnya.
Pada tahun 1942, pemilik toko makanan foodchain local Food Fair meminta salah satu dekan Drexel Institute of Technology di Philadephia untuk meriset sebuah sistem yang otomatis membaca informasi produk pada saat checkout. Berita ini terdengar oleh Bernard Silver seorang mahasiswa S2 di Drexel Institute of Technology, lalu Bernard memberitahu temannya Norman Joseph Woodland tentang permintaan sistem yang diminta, merekapun akhirnya mulai bekerja dengan menggunakan berbagai macam sistem. Sistem pertama yang berhasil bekerja adalah sistem dengan menggunakan tinta ultraviolet, meskipun sistem ini berhasil namun tinta cepat luntur dan biaya yang mahal karena itu pula prototype ini ditolak.
Yakin bahwa sistem ini akan berjalan di waktu yang akan datang setelah pengembangan lebih lanjut, Norman Joseph Woodlandpun memutuskan untuk keluar dari Drexel Institute of Technology dan pindah ke apartemen ayahnya dan meneruskan pengembangan sistem lebih lanjut. Inspirasi terbarunya dia dapatkan dari Kode Morse yang dikembangkan. Normanpun membentuk barcode dari pasir di pantai, dia memperpanjang titik dan garis, membuat susunan garis sempit dan garis lebar darinya. Untuk membaca barcode tersebut Norman menggunakan teknologi dari soundtrack optic di film menggunakan bola pijar 500 watt yang bersinar melalui kertas ke tabung pengganda foto RCA935 di sisi yang jauh. Pada akhirnya setelah beberapa kali melakukan uji coba Norman memutuskan sistem Barcode bekerja lebih baik jika menggunakan lingkaran daripada garis karena memudahkan untuk dipindai dari segala arah.
Tepat pada 20 Oktober 1949 Norman dan Bernard Silver mengajukan hak paten atas sistem aplikasinya “Classifying Apparatus and Method”, dimana dideskripsikan sebagai pola cetak linear dan tepat sasaran beserta dengan alat mekanik dan elektronik untuk membaca kode. Hak patenpun diterbitkan pada 7 Oktober 1952 sebagai US Patent 2.612.994. Norman Woodland pun pindah ke IBM dan menawarkan agar IBM tertarik untuk membuat sistem tersebut. IBM sebenarnya tertarik tetapi karena gagasan itu menarik , namun karena pertimbangan pemprosesan informasi membutuhkan peralatan tambahan di masa depan IBM memilih untuk membeli Hak Paten dari Norman Woodland. Permintaan IBM saat itu ditolak oleh Norman Woodland, tetapi kemudian pada tahun 1962 Hak Paten tersebut dijual ke perusahaan Philco sebuah perusahaan elektronik di bidang radio, TV, baterai. Pada 1966 Philco menjual hak paten tersebut ke RCA(Radio Corporation of America).
Pada tahun 1966 sistem barcode mulai dibuat, diaplikasikan dan dipakai pada beberapa industri dan meluas ke industri lainnya beberapa tahun kemudian.
NAFC(National Association of Food Chains) melakukan meeting pada tahun 1966 untuk membahas ide proses checkout otomatis, RCA selaku pemilik hak paten sistem kode batang ikut menghadiri acara tersebut dan berinisiatif melakukan proyek internal untuk membuat sistem berdasarkan kode Bull’s Eye. Rantai toko Kroger menawarkan diri untuk mengujinya.
Tepat pada pertengahan tahun 1970 adalah untuk pertama kalinya barcode dipakai.
3.Apakah kegunaan dari kode batang?
Di jaman modern saat ini kode batang sudah hampir digunakan di semua tempat retail dan juga berkembang terus ke industri lainnya pula. Adapun barcode sering digunakan di:
- Penggunaan pada kartu anggota retail
- Digunakan sebagai pelacakan gerakan item seperti bagasi penerbangan, sewa mobil
- Beberapa barcode 2D embed hyperlink digunakan dihalaman webpage, dengan semakin berkembangnya telepon genggam sekarang ini dapat digunakan untuk membaca barcode dan browsing situs terkait.
4.Keuntungan menggunakan sistem kode batang?
Banyak keuntungan yang didapatkan dari menggunakan barcode/kode batang seperti menyediakan info terakhir harga yang akurat, yakin akan kebenaran harga dari produk, dan mempercepat proses keputusan tentang harga dari sebuah produk. Keuntungan tersebut adalah sebagai berikut:
- Proses input data yang dilakukan menjadi lebih cepat karena kode batang dapat dibaca dengan menggunakan scanner jauh lebih cepat daripada melakukan input data manual.
- Akurasi proses input data jauh lebih akurat dan tepat karena kode batang memiliki ketelitian dan akurasi yang sangat tinggi dibandingkan input data secara manual.
- Karena proses lebih cepat dan akurat maka proses keseluruhan pengambilan keputusan dan kebijakan perusahaan menjadi jauh lebih cepat dan tepat.
- Meningkatkan daya saing dengan kompetitor atau usaha lain yang tidak menggunakan kode batang.
- Produk yang cepat terjual dapat diidentifikasikan dengan lebih cepat sehingga dapat secara otomatis diorderkan ulang.
- Produk yang jarang laku/susah terjual dapat diidentifikan dengan lebih cepat sehingga mencegah terjadi penumpukan berlebihan barang-barang tersebut.
5.Macam-macam Barcode/Kode batang
Saat ini terdapat banyak sekali macam dari Barcode, namun hanya 4 Barcode yang sering digunakan yaitu UPC(UPC-A,UPC-C), EAN-13, ISBN, QR Code. Barcode dapat berupa 1D maupun 2D, berikut daftar model kode batang yang ada:
5.1. Barcode 1D(Linear Barcode):
- Australian Post
- Code 25-Interleaved 25
- Code 25-Non-Interleaved 25
- Code 11
- Code 32/Farmacode
- Code 39
- Code 49
- Code 93
- Code 128
- CPC Binary
- Codabar
- DX film egde barcode
- UPC ( Universal Product Code ), UPC-A, UPC-C
- GS1 Databar from the old RSS(Reduced Space Symbology)
- GS1-128 from UCC-EAN-128 (formerly), sering direferensikan secara salah dengan EAN 128 dan UCC 128
- ITF-14
- ITF-6
- Intelligent Mail barcode
- Facing Identification Mark
- JAN
- Japan Post
- Kartrak ACI
- MSI
- Pharmacode
- PLANET
- Postbar
- POSTNET
- RM4SCC/ KIX
- EAN 2
- EAN 5
- EAN-8, EAN-13
- RM Mailmark C
- RM Mailmark L
- Telepen
5.2. Barcode 2D(Matrix Barcode):
- QR Code
- SPARQCode
- ShotCode
- Qode
- PDF 417
- NextCode
- AR Code
- Aztec Code
- bCode
- BEETag
- Bokode
- Boxing
- ColorCode
- Color 16K
- CyberCode
- d-touch
- DataGlyphs
- Data Matrix
- Data
- MaxiCode
- Screen Code
- ShotCode
- SnapCode
- NexCode
- SnowFlake Code
- JAB Code
- High Capacity Color Barcode
- Hue
6.Bagaimana cara membaca barcode?
Membaca kode batang bisa dikatakan sulit terutama untuk orang awam, terdapat banyak bentuk-bentuk yang mempunyai makna untuk merangkai sebuah barcode dan mentransformasikan ke dalam sistem. Mengerti cara membaca kode batang tanpa barcode scanner merupakan kemampuan yang berharga pada setiap situasi. Pada artikel ini akan dijelaskan cara membaca kode batang yang paling banyak digunakan yaitu UPC, EAN-13, ITF-14, ISBN/ISSN.
6.1 Cara membaca Barcode UPC (Universal Product Code).
Step 1. Identifikasi kode batang secara visual
Step 2. Identifikasi pola awal kode batang
Step 3. Identifikasi barcode secara visual
Step 4. Dekode sisi kiri digit
Step 5. Dekode sisi kanan digit
Step 6. Dekode lebar batang menjadi angka yang sebenarnya
step 7. kalkulasi cek digit
6.2 Cara membaca Barcode EAN-13 (European Article Number).
Step 1. Identifikasi 2 digit pertama
2 digit pertama menunjukan kode negara atau G1 prefix(tabel dapat dilihat dibagian bawah artikel)
Step 2. Identifikasi 5 digit berikutnya
Step 3. Identifikasi 5 digit berikutnya
Step 4. Digit terakhir
Digit terakhir berupa cek digit, dimana untuk memastikan akurasi dari kode
6.3 Cara membaca kode ITF-14.
ITF-14 mengkodekan informasi GTIN-14, dimana GTIN-14 merupakan pengenal yang digunakan di master karton box/kardus atau rak logistik. Pada kebanyakan lingkungan GTIN-14 tidak terbaca oleh pemindai penjualan dan tidak mempunyai unsur kode batang UPC. Stuktur data GTIN-14 terdiri dari 4 bagian komponen:
Step 1. Indikator
Step 2. GS1 prefix perusahaan
Step 3. Referensi barang
Step 4. Cek digit
6.4 Cara membaca kode ISBN/ISSN.
ISBN atau The International Standard Book Number adalah pengenal numerik unik yang digunakan oleh buku, untuk menyediakan cara yang cepat dan mudah bagi industri buku global dalam mengidentifikasi edisi buku yang berbeda.
Step 1. Menguraikan komponen dari ISBN
Step 2. Menguraikan ISBN
Step 3. Mengerti perbedaan dari 10 digit dan 13 digit ISBN
Step 4. Membaca label ISBN
7. Daftar Kode Negara Barcode GS1
Daftar kode prefix Negara barcode standard GS1
Sumber:
Leave A Comment